A. ANTROPODA SIFAT UMUM ANTROPODA


Untuk mengenal Arthropoda yang hidup di dalam gua yang perlu diperhatikan adalah ciri utama yang membedakan dengan kelompok invertebrata lain. Asal kata Arthropoda adalah berasal dari dua kata Yunani yaitu arthros yang berarti berbuku-buku atau beruas dan podos yang berarti kaki. Jadi secara umum kelompok arthropoda dicirikan dengan kaki yang berbuku-buku atau beruas. Antara buku satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh lembaran yang elastis yang memudahkan pergerakan badan dan kakinya.
Secara evolusi kelompok arthropoda merupakan hewan yang paling berhasil dalam mengembangkan jenisnya. Hampir 75% hewan di bumi ini adalah arthropoda. Begitu juga di dalam gua, arthropoda memgang peranan penting dan mempunyai keanekaragaman tinggi dan paling berhasil beradaptasi dalam lingkungan gua. Arthropoda banyak ditemukan sebagi hewan yang khas dan teradaptasi dengan lingkungan gua. Arthropoda menyumbang sekitar 80% hewan khas gua.
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.

A.      MORFOLOGI ANTROPODA
Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda
Perbedaan
Arachnida
Crustacea
Diplopoda
Chilopoda
Insecta
Pembagian badan
Cepahalotorax dan abdomen
Cephalothorax dan abdomen
Kepala dan badan
Kepala dan badan
Kepala, thorax dan abdomen
Bentuk badan
pipih
Bervariasi
globular
pipih
Bervariasi
Kaki
Empat pasang
Banyak biasanya 5 pasang atau lebih
Banyak, biasanya dua pasang tiap segmen
Banyak, sepasang tiap segmen
Tiga pasang pada tiap segmen di bagian thorax
Antena
Tidak ada
2 pasang
sepasang
sepasang
sepasang
Alat mulut
Chelicera dan pedipalpus
mandibula
mandibula
mandibula
mandibula
Habitat
terrestrial
Kebanyakan di laut dan air tawar, jarang terrestrial
terrestrial
terrestrail
terrestrial

1.      Arthropoda Sebagai Penyebab Penyakit
Arthropoda sebagai penyebab penyakit dimana arthropoda dapat menyebabkan penyakit tanpa perantara penular penyakit dalam artian secara langsung, bisa berupa gangguan langsung maupun tidak langsung serta kendala lainnya. Pada umumnya semua jenis arthropoda dapat menyebabkan penyakit , salah satunya adalah entomophoby (rasa takut) ini tergantung dari orang yang mengalami rasa takut terhadap jenis arhtropoda tertentu. Berikut penyakit yang disebabkan oleh arthropoda tersebut, yaitu :
1)      Entomophoby, yaitu rasa takut yang berlebihan terhadap arthropoda yang meskipun tak berbahaya tetapi dapat menimbulkan suatu gangguan jiwa dan kadang-kadang halusinasi sensoris
2)      Annoyance, yaitu merasa terganggu oleh arthropoda
3)      Kehilangan darah, yaitu disebabkan oleh gigitan arthropoda sehingga menimbulkan kekurangan darah terutama pada hewan ternak
4)      Kerusakan alat indera, disebabkan oleh arthropoda pada saat melakukan perjalanan dengan kendaraan maka seringkali arthropoda masuk ke dalam indera kita terutama mata sehingga akan menimbulkan luka pada mata
5)      Racun serangga, yaitu manusia sering mengalami sengatan oleh arthropoda yang biasa mengeluarkan bisanya
6)      Dermathosis, yaitu dengan gigitannya akan menimbulkan iritasi pada kulit
7)      Alergi, yaitu kepekaan yang berlebihan (hypersensitivitas) terhadap protein yang berasal dari tubuh serangga/ produk yang dihasilkan oleh serangga
8)      Miyasis, yaitu keberadaan larva serangga pada jaringan tubuh manusia.
  1. Arthropoda Sebagai Vektor Penular Penyakit
Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap orang yang sehat dimana dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus, protozoa, cacing dsb dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda : nyamuk, lalat, kutu, kecoak dsb. Penularan ini dapat terjadi secara biologik (langsung) dan mekanik (tidak langsung).
1)      Penularan Penyakit Secara Langsung
Penularan ini disebut juga Biological Transmission. Bila di dalam arthropoda mikroorganisme penyebab penyakit mengalami perubahan bentuk  atau jumlah atau sifatnya di dalam tubuh arthropoda, maka arthropoda bertindak sebagai vektor penyakit secara biologi.
Terdapat 4 jenis penularan, yaitu :
(a)    Propagative, hama penyakit berkembang biak dengan jalan membagi diri tanpa siklus, contoh : penyakit DBD ditularkan nyamuk Aedes aegepty yang terdapat sporozit(mikroorganisme) di dalamnya.
(b)   Cyclo Propagative, hama penyakit berkembang biak selain dengan cara membagi diri juga mengalami siklus hidup, contoh : nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria.
(c)    Development, Hama penyakit berkembang dengan cara membesar tanpa membagi-bagi diri, contoh : nyamuk Culex membawa cacing filaria sebagai vektor penyakit filariasis.
(d)   Hereditaria, Hama penyakit ditularkan kepada penderita lain dengan melalui telurnya 
2)       Penyakit yang ditimbulkan secara mekanik  
Secara mekanik, penularan dapat ditimbulkan melalui kaki, muntahan, ludah atau bagian tubuh yang nampak dari arthropoda dsb , contoh : bakteri penyebab penyakit Thypus Abdominalis, bakteri penyebab penyakit kolera, dan bakteri e. coli penyebab penyakit disentri.
Selain itu, Berikut adalah penjelasan singkat mengenai golongan penyakit berdasarkan faktor kehidupannya, yaitu :
1)      Penyakit dengan 2 faktor kehidupan (manusia-athropoda), keadaan ini disebut penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh langsung arthropoda terhadap manusia, contoh miyasis.
2)      Penyakit dengan 3 faktor kehidupan (manusia-arthropoda vektor-kuman(mikroorganisme lainnya)), keadaan ini merupakan gambaran umum penyakit pada dasarnya merupakan tuan rumah dan arthropoda sebagai vektor bagi kuman, contoh : penyakit DBD.
3)      Penyakit dengan 4 faktor kehidupan (manusia-arthropodavektor-kuman-reservoir), keadaan penyakit ini disebut dengan zoonosis yaitu penyakit yang pada awalnya ditularkan kepada hewan selain arthropoda dan kemudian dapat ditularkan kepada manusia.  demam kuning (yellow fever) yang asal mulanya ditularkan pada kera dimana penyakit ini vektornya nyamuk Aedes aegepty
  1. Cara bibit Penyakit masuk ke dalam tubuh manusia
Adapun cara bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia, diantaranya:
1)      Bibit penyakit masuk melalui sekresi dan kelenjar saliva (ludah) pada waktu menggigit.
2)      Bibit penyakit dapat masuk dari muntahan isi perut (abdomen).
3)      Bibit penyakit dapat masuk melaui/berasal dari kotoran dan masuk melalui luka pada waktu menggaruk.
4)      Bibit penyakit dapat masuk melalui serangga yang tergaruk pada waktu menggigit.
Pengaruh arthropoda yang dapat menimbulkan penyakit seperti yang dijelaskan di atas, maka kita perlu mengetahui jenis-jenis arthropoda yang dapat mengakibatkan hal tersebut lewat identifikasi ciri-ciri, morfologi dan bibit penyakit yang dibawa oleh arthropoda yang meliputi, kecoak, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal. Selain itu, vektor hanya dapat membawa bibit penyakit (protozoa, bakteri, cacing dsb) jika kualitas lingkungan kurang/ tidak sehat, maka dalam aplikasinya lingkungan hidup perlu disehatkan oleh manusia.
http://inibloghafiz.wordpress.com/2011/03/29/serangga-entomology-d/
D. MACAM-MACAM ANTROPODA
A. Crustacea atau Udang-udangan
Ciri-ciri Crustacea
  • Pada kepalanya terdapat lima pasang alat gerak sebagai berikut:
  • Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang Mandi Bula, satu pasang maksila petama, dan satu pasang maksila kedua.
  • Dua pasang antena dengan alat-alat tambahan disekitarya yang bersifat tipikal biramus (bercabang dua)
  • Peredaran darahnya terbuka dan tidak memiliki pembuluh darah kapilar
  • Sebagian besar anggotanya bernafas dengan insang, tetapi hewan yang ukuran tubuhnya kecil bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya
  • Hewan ini dapat dibedakan antara hewan jantan dan hewan betina
  • Kakinya terdapat hampir di seluruh permukaan tubuhnya
  • Kepalanya terbentuk sebagai persatuan segmen.
  • Klasifikasi / Sistematika : Kelas insecta terbagi atas 2 subkelas yaitu:
  1. Subkelas Malacostrata(udang tingkat tinggi) yang memiliki ciri-ciri sebagai brikut:
  • Tubuhya terdiri atas cephalothoraks
  • Cara perkembangbiakannya dengan telur hasil pembuahan yang menetas menjadi larva yang disebut Nauplius
  • Bernafasnya dengan insang berbentuk bulu-bulu halus
  • Hewan ini tidak berwarna.
2. Klasifikasi Malacostrata
A. Subkelas Malacostrata dibagi menjadi 3 ordo sebagai berikut:
1. Ordo Isopoda
  • Pada umumnya hidup di laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar dan darat
  • Ada beberapa diantaranya yang menggerek kayu
2. Ordo Stomatopoda
  • Hidupnya di laut
  • Anggotanya terdiri atas crustacea yang bentuk tubuhnya seperti belalang sembah
  • Di belakang kepalanya terdapat karapaks yang merupakan rangka luar
  • Warna tubuhnya menyolok

3. Ordo Decapoda
  • Anggotanya meliputi udang, kepiting, dan ketam
  • Tiga pasang anggota gerak paling depan pada thoraksnya berubah fungsi menjadi rahang
  • Lima pasang anggota gerak lainnya pada thoraks menjadi kaki sehinga disebut hewan berkaki sepuluh
  • Kepala dan thoraksnya menjadi satu yang dilindungi oleh kaparaks.
  • Contoh :
  1. Cabarus sp (udang air tawar)
  2. Panulirus sp (udang laut lobster)
  3. Penacus sp (udang windu / udang air payau

B. Subkelas Entomostraca (udang tingkat rendah) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Merupakan mikroorganisme
  • Hidupnya sebagai plankton yang dapat bergerak bebas
  • Hewan ini tidak memiliki insang sehingga bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya
Klasifikasi Entomostraca dibagi menjadi beberapa ordo sebagai berikut:
1. Ordo Branciopoda
  • Tubuhnya sangat kecil dan hidupnya di air tawar
  • Pada umumnya bertubuh pucat dan transparan.
  • Contoh:
  1. Daphnia Pulex (kutu air)
  2. Lepidurus
  3. Notostraca
  4. Estheria
  5. Conthrostraca

2. Ordo Ostracoda
  • Hidupnya di air laut dan air tawar
  • Beberapa jenis diantaranya hidup sebagai plankton

3. Ordo Copepoda
  • Merupakan ordo terbesar di Enromostraca
  • Hidupnya di air laut, tawar dan hidup sebagai plankton
4. Ordo Cirripedia
  • Hidupnya di laut
  • Pada umumnya hidupnya melekat pada suatu tempat

System Organ Crustacea
  • System pernapasannya berupa insang kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh
  • System pencernaan terdiri atas 3 bagian yaitu: tembolok untuk menampung makanan, lambung otot (ampela), dan lambung kelenjar.
  • Sistem reproduksinya diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia.

Habitat
  • Hewan ini sebagian besar hidup di air yaitu danau, laut, dan sungai.
  • Di laut hewan ini hidup mulai dari pantai hingga laut dalam.
  • Namun ada juga yang hidup di air tawar dan di darat.
Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia
Crustacea menguntungkan bagi manusia dalam beberapa bidang seperti berikut ini:
  1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting.
  2. Bidang Ekologi; Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda

Crustacea yang merugikan antara lain:
  • Merusak lambung kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda
  • Parasit pada ikan, kura-kura, dan sebagainya misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
  • Merusak pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.
B. Insecta atau Serangga
Anggotanya sangat besar dan bervariasi sehingga dipelajari dalam cabang ilmu biologi tersendiri yang disebut Entomologi (entomos = serangga, logos = ilmu), yaitu ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Ciri-ciri Insecta
  • Sebagian anggotanya hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar. Jarang sekali hewan ini yang hidup di dalam air laut.
  • Ukuran tubuhnya bervariasi, ada yang bersifat mikroskopis sampai ada yang beberapa sentimeter panjangnya.
  • Tubuhnya terdiri atas caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut).
  • Pada abdomennya biasanya terdapat 6-11 segmen, dan satu ataupun dua sayap.
  • Alat pencenaan makanannya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, usus akhir, dan anus.
  • Penghancuran makanan terjadi dalam lambung otot.
  • Pada kepalanya terdapat:Sepasang mata faset (mata majemuk) tetapi ada yang bermata tunggal , Sepasang antena sebagai alat peraba dan Empat pasang alat mulut
  • Pada serangga betina terdapat ovipositor yang berguna untuk menyimpan telur.
  • Pada segmen pertama dari abomennya memiliki membran hympanum untuk mendengar
  • Hewan ini tidak mempunyai zat warna merah, tetapi ada sel darah dan pembuluh
  • System saraf tangga tali.
Empat bentuk mulut, yaitu:
  1. Alat mulut menggigit pada semut , belalang , ratap , jangkrik
  2. Alat mulut menggigit dan menjilat pada lebah
  3. Alat mulut mengisap pada kupu-kupu
  4. Alat mulut menusuk dan mengisap pada nyamuk

Thoraks (dada) terbagi atas 3 segmen, yaitu:
  1. Prothoraks (bagian depan), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
  2. Mesothoraks (bagian tengah), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
  3. Metathoraks (bagian belakang), terdapat sepasang kaki jalan.

Metamorfosis
  • Hewan ini mengalami metamorfosis (perubahan bentuk tubuh menuju kedewasaan) sebagai berikut:
A. Metamorfosis sempurna
  • Telur larva kepompong (pupa) imago (dewasa).
  • Contoh: kupu-kupu, lalat, dan tawon.
B. Metamorfosis tidak sempurna Telur – nimfa imago
Contoh : jangkrik . Lipas .Belalang
C.
Tidak mengalami metamorfosis : dari telur – Imago ( dewasa )
  • Contoh: Lepisma (kutu buku)

Klasifikasi / Sistematika
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas sebagai berikut:Subkelas Apterygota yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Tubuh berwarna perak dan tidak memiliki sayap
  • Tidak mengalami metamorfosis
  • Thoraks dan abdomen tidak memiliki batas yang jelas.

Klasifikasi Apterygota
  • Subkelas kelas Apterygota dibagi menjadi 2 ordo sebagai berikut:
  1. Thysaruna, yaitu Apterygota yang memiliki antena panjang.
  2. Contoh:Lepisma Saccharina (kutu buku) , Mempunyai kemampuan merusak buku dan pakaian yang dikanji, Menghasilkan enzim selulosa yang berguna untuk mengubah selulosa menjadi gula sederhana.

Collembola
  • Hidup di tanah terutama di hutan yang lembab
  • Antenanya berbuku-buku

Pterygota dibedakan antara Exopterygota dan Endopterygota.
  • Exopterygota, memiliki sayap yang merupakan tonjolan luar dari dinding tubuh dan metamorfosisnya tidak sempurna.
  • Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari dalam dinding dan metamorfosisnya tidak sempurna.
Subkelas Pterygota dibagi menjadi 10 ordo sebagai berikut:
1. Ordo Archiptera atau Isoptera (bersayap asli)
  • Termasuk Exopterygota
  • Mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan berukuran sama
  • Metamorfosisnya tidak sempurna
  • Aeshna (capung) dan Reticulitermis (anai-anai) , Rayap

Rayap
  • Rayap membentuk susunan masyarakat (polimorfisme), yaitu raja, ratu, prajurit (tentara), dan pekerja (tidak bersayap)
  • Rayap prajurit dan pekerja mandul
  • Di dalam usus rayap terdapat flagellata yang mencerna selulosa.

2
. Ordo Neuroptera (bersayap jala)
  • Termasuk Endopterygota
  • Mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput dan pembuluh serupa jalan
  • Metamorfosisnya sempurna
  • Mempunyai alat mulut menggigit.
  • Contoh: Myrmeleon frontalis (undur-undur)

3. Ordo Orthoptera (bersayap lurus)
  • Termasuk Exopterygota
  • Mempunyai bagian sayap yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis
  • Metamorfosisnya tidak sempurna
  • Mempunyai alat mulut menggigit
  • Contoh:
  1. Blatta orientalis (kecoak)
  2. Manthis religiosa (belalang sembah)
  3. Gyrlius domestica (jangkrik)
  4. Gyrllotalpa hirsute (anjing tanah/orong orong)
  5. Branchytrupes (gangsir)
4. Ordo Rinchota
Ordo Rinchota dibagi menjadi dua familia sebagai berikut:
Hemiptera
  • Termasuk Exopterygota
  • Memiliki dua pasang sayap, sayap depannya seperti kulit dan sayap belakangnya seperti selaput tipis
  • Mempunyai mulut menusuk dan mengisap
  • Metamorfosisnya tidak sempurna
  • Contoh:
  1. Podops vermiculata (walang colelat)
  2. Leptopcorisa acuta (wlang sangit)
  3. Cymex rotundatus (kutu busuk)

Homoptera
  • Termasuk Expterygota
  • Memiliki dua pasang sayap yang keduanya merupakan selaput
  • Pada waktu istirahat sayap dilipat
  • Metamorfosisnya tidak sempurna
  • Contoh:
  1. Nilaparvata lugegens (wereng
  2. Pediculus capitis (kutu kepala)
  3. Aphis medicaginis (kutu daun)
  4. Coccidae (kutu perisai)

5. Ordo Coleoptera
  • Termasuk Endopterygota
  • Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan disebut elytra yang tebal dan mengilap karena zat tanduk
  • Sayap belakangnya tipis berupa selaput
  • Contoh:
  1. Chrysochrosa fulminans (samber lilen)
  2. Coccinella sp. (kepik emas)
  3. Orhyctes rhinoceros (kumbang tanduk)
  4. Hydrous picicornis (kepik)
  5. Xylotropes gideon (kumbang kelapa)
  6. Calandra oryzae (kumbang beras)
  7. Lampryris (kunang-kunang)

6. Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)
  • Termasuk Endopterygota
  • Mempunyai dua pasang sayap yang tidak sama
  • Mempunyai alat mulut menggigit dan menjilat
  • Contoh:
  1. Apis indica (lebah madu)
  2. Oechophylla smaragdina (semut rangrang)
  3. Delichoderus bituberculatus (semut hitam)
LEBAH MADU (Apis indica)
  • Ada yang hidup menyendiri dan ada yang hidup berkelompok serta susunan masyakat lebah , yaitu:
  1. Lebah pekerja yang bertugas membuat sarang, mengumpulkan madu, serat mengurus telur dan larva.
  2. Lebah tentara
  3. Lebah jantan
  4. Lebah ratu

7. Ordo Diptera (bersayap dua)
  • Termasuk Endopterygota
  • Mempunyai dua pasang sayap tipis
  • Metamorfosisnya sempurna
  • Contoh:
  1. Culex sp.
  2. Aedes aegepty
  3. Anopheles dudlowi
  4. Glossina morsitans (lalat tse-tse)
  5. Drosophila melanogaster (lalat buah)
  6. Anopheles sundaicus (vector penyakit malaria)
  7. Musca domestica (lalat rumah)
  8. Mansonia sp
KARAKTERISTIK LALAT
  • ukuran tubuh hampir sama dengan Musca domestica.
  • memiliki warna tubuh hitam sampai kecoklatan dan mata berwarna mengkilap
  • Ukuran dewasa 7-8 mm dengan 4 dorsal garis-garis hitam membujur di dada, 2 garis-garis tengah dipisahkan oleh daerah terkemuka dan perut pucat dengan daerah gelap hampir bulat.
  • Kepalanya dengan belalai / puncak keras, ditarik, diproyeksikan ke depan dari bagian bawah kepala.
  • Tipe mulutnya menghisap, yang digunakan untuk menghisap darah pada hewan ternak.
  • Antena 3-tersegmentasi, kedua segmen dengan jahitan yang membujur (line printer), segmen ketiga dengan seta (tepi) dan bulu di sisi dorsal saja.
  • Sayap dengan longitudinal keempat melengkung ke depan dan pembuluh darah menuju vena k
  • sayap disimpan lebar saat istirahat,
  • ketika dia berpijak kepala menghadap ke atas dan menyentuh perut permukaan di mana ia berpijak.
  • Sayapnya jernih.
  • Lalat jantan maupun betinanya menghisap darah (Tse tse) dan merupakan penerbang yang kuat dan berumur panjang.
  • Aktif pada siang hari dan gigitannya menyakitkan.
  • Penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat kandang antara lain Brucella abortus, B. Militensis dan Bacillus antracis.
  • Lalat mengalami metamorfosis sempurna.
  • induk dari S. calcitrans (L) biasanya meletakkan telur di permukaan daun (biasanya jerami) atau tempat-tempat yang terletak di atas permukaan air.
  • Larvanya bersifat akuatik, pada dewasa jantan sering terdapat pada bunga-bunga untuk mengambil pollen/nectar
  • Larva dewasa, tanpa mata atau kaki rata dengan kepala besar dan bulat segmen belakang, kepala diwakili oleh sepasang kait gelap.
  • Posterior spiracles (pernafasan pori-pori) daerah sedikit lebih tinggi dari spiracles benar-benar halus dan gelap, dengan 3 lubang atau slot berbentuk espiraculares (berkelok-kelok) dan khusus non-struktur dalam bentuk thread (tombol) di tengah.
  • Kepompong berwarna cokelat dengan ukuran 6-7 mm.
  • Proses metamorfosis dari telur sampai menjadi lalat dewasa, memerlukan waktu 3-4 minggu.
8. Ordo Siphonoptera
  • Termasuk Endopterygota
  • Tidak bersayap dan bermata tunggal
  • Metamorfosisnya sempurna
  • Mempunyai alat mulut menusuk dan mengisap
  • Contoh
  1. Ctenocephalus cannis (kutu anjing)
  2. Ctenocephalus felis (kutu kucing)
  3. Pulex irritan (pinjal manusia)
  4. Xenopsylla cheopsis (kutu tikus)

9. Ordo Lepidoptera
  • Termasuk Endopterygota
  • Mempunyai alat mulut mengisap
  • Metamorfosisnya sempurna
  • Mempunyai dua pasang sayap tipis beraneka ragam warna
  • Contoh:
  1. Acharonitra lachesis (kupu-kupu tengkorak)
  2. Bombyx mori (ngengat sutera)
  3. Attacus atlas (kupu-kupu gajah)
  4. Cricula trifenestrata (kupu-kupu kenari)
  5. Hyblaea puera (kupu-kupu ulat jati)

System Organ Insecta
  • System pernapasan pada serangga disebut system trakea.
  • Pernapasan sistem trakea terdiri atas pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan bermuara pada stigma atau spirakel.
  • Udara pernapasan keluar dan masuk ke dalam tubuh Insecta melalui stigma.
  • Stigma merupakan lubang yang terdapat di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh.

System pencernaan insecta
  • dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan bawah, rahang serta gigi.
  • Dari mulut makanan masuk ke kerongkongan lalu ke tembolok.
  • Dari tembolok makanan yang telah disimpan beberapa waktu masuk ke empedal yang berdinding gigi kitin.
  • Selanjutnya makanan masuk ke lambung.
  • Pada lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim.
  • Makanan yang telah dicerna menjadi sari-sari makanan diserap oleh usus dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
  • Sisa pencernaan sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya, dikeluarkan melalui anus.

System reproduksi Insecta
  • kadang mengalami parthenogenesis maupun paedogenesis.
  • Partenogenesis adalah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah.
  • Sedangkan paedogenesis adalah parthenogenesis yang berlangsung di tubuh larva.

Habitat
  • Hewan ini sebagian besar hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar.
  • Namun, jarang sekali hewan ini yang hidup di air laut.

Peranan Insecta
Beberapa peranan Insecta yang menguntungkan, antara lain:
  • Untuk dimakan, misalnya laron, gangsir, dan larva lebah (tempayak = gana); serangga ini
  • dapat diperoleh secara musiman.
  • Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata, Apis indica, Apis melifera)
  • Untuk bahan pakaian sutera, misalnya kepompong Bombyx mori
  • Membantu proses penyerbukan berbagai macam tumbuhan (kupu-kupu, kumbang dan lebah)
  • Di bidang Ekologi, Insecta merupakan rantai makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen
  • Berbagai Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.

Beberapa peranan Insecta yang merugikan antara lain:
  • ebagai penular berbagai macam penyakit sepeti tifus, kolera dan disentri yang disebabkan oleh lalat dan kecoa
  • Hama putih pada berbagai tanaman, misalnya oleh Pseudococcus cintri, Aspidiotus perniciosus (dari ordo Rhynchota)
  • Parasit pada manusia (mengisap darah), misalnya nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk
  • Hama padi misalnya wereng dan walang sangit
  • Merusak tanaman budidaya, misalnya belalang, kumbang kelapa, sexava, dan berbagai jenis ulat
  • merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coloeoptera, misalnya kepik.
C. Myriapoda
Ciri-ciri Myriopoda
  • Tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks)
  • Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus)
  • Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit
  • Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada
  • Alat gerak pada kelompok hewan Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya.

Klasifikasi / Sistematika
  • Myriapoda terdiri atas 2 subkelas, yaitu:
1. Subkelas Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm
  • Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun.
  • Tubuh agak gepeng,
  • terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173 ruas).
  • Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya.
  • Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped)
  • Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya.
  • Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut.
  • Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
  • Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
    anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
  • Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
    lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
  • Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
    Kelas ini sering disebut Sentipedes.
2. Subkelas Diplopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Mencakup berbagai macam lengkibang (luing) / kaki seribu
  • Diplopoda hidup di tempat-tempat lembab dan gelap
  • Makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut.
  • Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiriatas kepala dan badan.
  • Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dantidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped).
  • Pada ruas ke tujuh, satu, ataukedua, kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
  • Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
    tunggal.
  • Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan
    yang telah membusuk.
  • Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
  • Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

Habitat
  • Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat.
  • Terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.

System Organ Myriapoda

System pernapasannya
  • berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas,
  • kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.

System pencernaan
  • saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
  • Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I,
  • sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan.

System reproduksi
  • secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal).
  • Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar

Peranan Myriapoda Bagi Kehidupan Manusia
  • Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi kehidupan manusia.
  • Bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan.
  • Namun, Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus.

D.
Arachnida atau Labah-labah

Ciri-ciri Arachnida
  • Pada umumnya hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup dalam air
  • Ukuran tubuhnya mikroskopis sampai beberapa sentimeter panjangnya
  • Tubuhnya terdiri atas chepalothoraks dan abdomen serta tidak mempunyai antena
  • Jumlah matanya bervariasi dan biasanya mempunyai delapan mata sederhana
  • Pada bagian depan chepalothoraksnya terdapat mulut yang mempunyai enam pasang alat tambahan, yaitu:
  1. Sepasang pedipalpus (seperti kaki yang berakhir pada cakar) untuk memegang mangsanya
  2. Sepasang kelisera (berupa gunting dan capit) untuk melumpuhkan musuhnya
  3. Empat pasang kaki untuk berjalan.
  • Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan kedua-duanya
  • Ada beberapa Arachnida yang tidak memiliki alat penapasan khusus.

Klasifikasi / Sistematika


Arachnida terdiri atas 3 ordo, yaitu:

1. Ordo Scorpionida
  • Mencakup segala macam kala, seperti kalajengking, kala buku dan kala labah-labah
  • Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kelisera-keliseranya kecil


2. Ordo Arachnoida
  • Mencakup segala macam labah-labah
  • Setiap labah-labah paling tidak membuat tiga macam benang untuk fungsi yang berlainan.

3. Ordo Acarina
  • Tubuhnya tidak berbuku-buku
  • Mencakup caplak dan tungau


Habitat
  • Pada umumnya Arachnida hidup di darat. Namun, ada juga yang hidup dalam air.

System Organ Arachnida
System pernapasan
  • berupa paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan

Sistem pencernaan
  • dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan anus.
  • Alat pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu yang terletak di bagian depan dan hati di bagian abdomen.
System reproduksi
  • terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi di dalam tubuh betinanya (fertilasi internal).
  • Hewan jantan dan hewan betina terpisah (diesis).
  • Ada ovipar, ovovivipar, dan vivipar.